Breaking News
light_mode

Ketupat, Budaya dan Kearifan Lokal

  • account_circle JARAK.co
  • calendar_month Ming, 6 Apr 2025
  • visibility 37
  • comment 0 komentar

SUMENEP, (JARAK co) – Ketupat bukan sekadar hidangan lezat yang identik dengan perayaan Idulfitri. Lebih dari itu, ketupat adalah simbol budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang sarat makna filosofis dan historis.

Ketupat, yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur), memiliki sejarah panjang dalam tradisi Nusantara. Dalam budaya Jawa, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai simbol pembersihan diri dan pengakuan kesalahan.

Kata “ketupat” sendiri diyakini berasal dari istilah “ngaku lepat” yang berarti mengakui kesalahan, dan “laku papat” yang bermakna empat tindakan dalam kehidupan spiritual.

Masyarakat Indonesia dari berbagai suku memiliki tradisi tersendiri dalam menyajikan dan memaknai ketupat. Di Jawa, ketupat sering dihidangkan dalam tradisi Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat, yaitu seminggu setelah Idulfitri, sebagai bentuk silaturahmi lanjutan.

Di Minangkabau, ketupat hadir dalam tradisi Makan Bajamba, sementara di Bali dikenal dengan sebutan tipat dan menjadi bagian dari upacara keagamaan Hindu.

Tak hanya kaya makna, ketupat juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur. Proses pembuatannya yang melibatkan keluarga atau tetangga secara bersama-sama menjadi simbol solidaritas sosial yang kuat.

Dalam era modern yang serba cepat, pelestarian tradisi ketupat menjadi penting agar generasi muda tetap mengenal dan menghargai warisan budaya leluhur. Ketupat bukan hanya makanan, tapi juga cerita tentang jati diri, nilai, dan kebersamaan.

“Ketupat mengajarkan kita untuk membungkus kesalahan dalam simpul keikhlasan dan membukanya dengan ketulusan hati,” ujar Budayawan Jawa, Ki Sarwo Utomo.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, ketupat patut dilestarikan, tidak hanya sebagai hidangan khas Lebaran, tetapi juga sebagai simbol kearifan lokal yang tak lekang oleh zaman.***

  • Penulis: JARAK.co

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kepala Dinas PMD Kabupaten Sumenep Anwar Syahroni Yusuf saat menjadi pembicara dalam dialog publik yang digelar Forum Lintas Tokoh Giliraja. Minggu (20 April 2025).

    Terang di Ujung Timur: Giliraja Siap Nikmati Listrik 12 Jam Mulai Mei

    • calendar_month Ming, 20 Apr 2025
    • account_circle JARAK.co
    • visibility 18
    • 0Komentar

    SUMENEP, (JARAK.co) – Forum Lintas Tokoh (FLT) Giliraja menggelar diskusi publik bertajuk “Listrik Giliraja: Antara Terang dan Gelap”, Minggu 20 April 2025. Agenda ini menjadi ruang dialog terbuka antara warga, pemerintah daerah, dan PLN untuk mempercepat realisasi layanan listrik 12 jam di Pulau Giliraja. Diskusi selama dua jam ini menghadirkan empat narasumber yakni Wakil Bupati […]

  • Ilustrasi 'Raja Buah' Durian yang menggugah Selera. (Istimewa)

    Filosofi Durian: Pelajaran Hidup dari Raja Buah

    • calendar_month Sel, 25 Mar 2025
    • account_circle JARAK.co
    • visibility 33
    • 0Komentar

    SUMENEP, (JARAK.co) – Durian, yang dikenal sebagai “Raja Buah,” tidak hanya populer karena aromanya yang khas dan rasanya yang lezat, tetapi juga menyimpan filosofi kehidupan yang mendalam. Di balik kulit berdurinya, durian mengajarkan banyak nilai berharga yang dapat menjadi cerminan bagi kehidupan manusia. Kulit durian yang tajam melambangkan pentingnya memiliki batasan diri dan perlindungan dari […]

  • Potret salah satu pantai di Sumenep bayak dikunjungi wisatawan saat liburan hari raya ketupat. (Istimewa/Instagram @maduravacation)

    Libur Lebaran Ketupat, Wisata Sumenep Penuh Cerita dan Keceriaan

    • calendar_month Sab, 5 Apr 2025
    • account_circle JARAK.co
    • visibility 15
    • 0Komentar

    SUMENEP, (JARAK.co) – Lebaran Ketupat memang selalu punya cerita sendiri di Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep. Seminggu setelah Idulfitri, suasana kembali ramai, tapi bukan karena silaturahmi lagi—kali ini warga tumpah ruah di tempat-tempat wisata untuk merayakan momen spesial bersama keluarga. Pantai Lombang dan Pantai Slopeng jadi destinasi wajib. Dari pagi hari, deretan mobil dan motor […]

  • FOTO: Petugas Puskesmas Kangayan saat memberikan edukasi kepada warga tentang gejala penyakit difteri dan cara mencegahnya.

    Puskesmas Kangayan Imbau Warga Waspadai Penyakit Difteri

    • calendar_month Jum, 21 Mar 2025
    • account_circle JARAK.co
    • visibility 19
    • 0Komentar

    SUMENEP, (JARAK.co) – Saat ini, di Kabupaten Sumenep sedang marak penyakit difteri, sekitar 6 kasus di awal tahun sudah ditemukan. Diketahui, penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri difteri yang dapat menyerang semua usia dan mengakibatkan sesak nafas bahkan kematian. Cara penularannya melalui percikan ludah saat batuk, bersin dan berbicara, serta penggunaan alat makan […]

  • Petugas saat patroli malam di bulan suci Ramadan.

    Polres Sumenep Gelar Patroli Sahur untuk Jaga Keamanan Ramadan

    • calendar_month Kam, 13 Mar 2025
    • account_circle JARAK.co
    • visibility 34
    • 0Komentar

    SUMENEP, (JARAK.co) – Dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama bulan Ramadan, Pleton Siaga 6 Polres Sumenep yang dipimpin oleh Ipda Ferdy A. Santoso, bersama 42 anggota, melaksanakan patroli sahur di wilayah hukum Polres Sumenep. Patroli ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas, seperti balap liar, petasan, serta tindak kriminal lainnya. Kegiatan dimulai […]

  • FOTO: Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah. (Ist/JARAK.co)

    Said Abdullah: DPR Harus Beri Teladan, Fasilitas Berlebihan Perlu Dihentikan

    • calendar_month Sab, 30 Agu 2025
    • account_circle Jaja Ahmad Sandinata
    • visibility 33
    • 0Komentar

    JAKARTA, (JARAK.co) – Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPR RI mengusulkan penghentian tunjangan perumahan bagi anggota DPR. Usulan ini disampaikan sebagai bentuk komitmen menjaga kepatutan dan kepekaan terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Anggota Fraksi PDIP, MH. Said Abdullah, menegaskan bahwa politik tidak hanya soal rasionalitas dan kesepakatan semata, tetapi juga harus dilandasi nilai etik, empati, dan simpati. […]

expand_less