Blog

  • Sinergi Pemuda dan Polisi: KNPI Sumenep Sambangi Markas Polres

    Sinergi Pemuda dan Polisi: KNPI Sumenep Sambangi Markas Polres

    SUMENEP, (JARAK.co) – Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Sumenep melakukan kunjungan silaturahmi ke Markas Polres Sumenep pada Selasa (3/6/2025).

    Silaturrahmi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama kelembagaan dan mendorong sinergi lintas sektor.

    Kedatangan jajaran DPD KNPI disambut langsung oleh Kapolres Sumenep yang baru, AKBP Rivanda. Pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat, berlangsung selama lebih dari satu jam di ruang kerja Kapolres.

    Baca Juga: Bangun Sinergi dengan Ulama, Kapolres Sumenep Sowan ke Ponpes Al-Amien Prenduan

    Dalam agenda tersebut, kedua belah pihak membahas berbagai topik strategis, mulai dari pentingnya stabilitas keamanan di daerah, pemberantasan narkoba, hingga peran pemuda sebagai mitra aktif kepolisian dalam merespons dinamika sosial.

    “Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antara pemuda dan aparat penegak hukum,” ujar Ketua DPD KNPI Sumenep, Syaiful Harir.

    “Kami percaya bahwa kerja sama ini dapat menjadi fondasi terciptanya wilayah yang aman, tertib, dan memiliki arah pembangunan yang jelas,” timpal pria yang kerab disapa Ayink ini.

    Lebih jauh, Ayink menegaskan bahwa peran pemuda tidak boleh dipandang sebelah mata. Menurutnya, generasi muda saat ini harus menjadi subjek perubahan, bukan sekadar objek pembinaan.

    “Pemuda adalah bagian integral dari pembangunan sosial. Kami sangat mengapresiasi keterbukaan Kapolres dalam menerima masukan serta keinginan kami untuk bersinergi dalam program-program strategis,” tambahnya.

    Baca Juga:Pererat Sinergi Ulama dan Polisi, Kapolres Sumenep Sowan ke Ketua MUI

    Selain membahas aspek strategis, DPD KNPI Sumenep juga memberikan apresiasi terhadap langkah cepat dan tegas Kapolres AKBP Rivanda dalam menangani sejumlah kasus menonjol, seperti dugaan pemerasan oleh oknum LSM dan pengungkapan besar-besaran kasus narkotika.

    “Kami melihat komitmen yang tinggi dari Polres Sumenep dalam menjaga hukum dan ketertiban. Dukungan masyarakat, khususnya kalangan pemuda, sangat penting agar upaya ini berkelanjutan dan menyentuh akar persoalan,” tegas aktivis asal kecamatan Bluto ini.

    Dalam pertemuan tersebut, DPD KNPI juga mendorong terbentuknya forum bersama yang dapat menjadi wadah kampanye edukatif, seperti gerakan anti-narkoba, penyuluhan hukum, hingga literasi digital untuk melawan hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.

    Baca Juga:Kapolres Sumenep Tinjau Ketersediaan Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Bluto

    “Generasi muda adalah pengguna aktif internet. Penting bagi kita untuk membekali mereka dengan kemampuan memilah informasi dan berpikir kritis. Kami berharap, KNPI dan Polres bisa bersinergi lebih lanjut dalam program-program edukatif ini,” terang dia.

    Kunjungan ini diyakini sebagai langkah awal pembentukan pola komunikasi dan kolaborasi yang berkelanjutan antara KNPI dan Polres. Tujuannya, menciptakan inovasi sosial yang responsif terhadap tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat lokal.

    “Sumenep punya potensi besar. Jika sinergi antara pemuda dan aparat dapat dirawat, saya yakin kita bisa mewujudkan lingkungan yang lebih aman, harmonis, dan kompetitif,” pungkasnya.***

  • Begini Gagasan Transformasi PMII Jatim ala Maksudi

    Begini Gagasan Transformasi PMII Jatim ala Maksudi

     

    SUMENEP, (JARAK.co) – Calon Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, Maksudi, menawarkan gagasan baru untuk arah gerakan PMII: Equilibrium Sosial-Inklusif.

    Gagasan ini lahir dari keprihatinannya terhadap menguatnya polarisasi sosial, rendahnya literasi digital, serta lemahnya integrasi antara keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan di tubuh PMII.

    Konsep tersebut menggabungkan teori ekonomi Walras dan Marshall, serta teori sosiologi Talcott Parsons, dalam sebuah kerangka kerja konseptual yang menyinergikan nilai-nilai agama, kebangsaan, pengetahuan, dan keberlanjutan.

    PMII sebagai Penyeimbang

    “PMII Jatim harus tampil sebagai penyeimbang. Di sinilah equilibrium berperan. Organisasi Aswaja bukan hanya kuat secara ideologis, tetapi juga tangguh dalam merespons tantangan digital, lingkungan, hingga ekonomi kader,” ujar Maksudi, Kamis (29/5).

    Konsep Equilibrium Sosial-Inklusif dijabarkan ke dalam lima misi besar:

    1. Kaderisasi holistik berbasis potensi zaman,

    2. Perluasan partisipasi kader di sektor strategis,

    3. Optimalisasi peran ulama dan umara dalam moderasi beragama,

    4. Advokasi publik berbasis data dan media kreatif, serta

    5. Kemandirian organisasi melalui inkubasi wirausaha sosial dan pembentukan BUMKC.

    Maksudi menegaskan bahwa PMII tidak boleh hanya bersifat reaktif, melainkan harus menjadi aktor intelektual, aktivis, sekaligus inovator sosial.

    Menjawab Tantangan Lokal dengan Nalar Global

    Ia ingin menjadikan PMII Jatim sebagai think tank mahasiswa Islam progresif, baik hari ini maupun di masa depan. Salah satu langkah strategisnya adalah pendirian Sekolah Vokasi PMII Jatim yang mengintegrasikan keislaman dengan literasi digital, keterampilan teknis, dan kepemimpinan komunitas.

    “Kalau kita ingin PMII menjadi center of gravity, kita tak bisa lagi mengandalkan aktivisme konvensional. Kita harus bisa mendialogkan tradisi dengan teknologi, dan nilai spiritual dengan data saintifik,” tuturnya.

    Toleransi dan Advokasi Lingkungan

    PMII Jatim juga didorong untuk menjadi motor penggerak kohesi sosial, salah satunya melalui pembentukan Forum Lintas Iman sebagai wadah dialog antaragama di tingkat akar rumput.

    “PMII harus hadir sebagai perekat bangsa, bukan sekadar penggerak opini sesaat. Kita perlu menyulam kebhinekaan lewat program-program konkret yang menyentuh langsung masyarakat,” tegas Maksudi.

    Di bidang lingkungan, ia menekankan pentingnya respons strategis terhadap krisis ekologi melalui advokasi berbasis data.

    Kemandirian Ekonomi

    Untuk menjawab tantangan pendanaan, Maksudi mencanangkan pembentukan BUMKC (Badan Usaha Milik Koordinator Cabang) yang berbasis pada prinsip keberlanjutan: keuntungan ekonomi, dampak sosial, dan kepedulian lingkungan.

    Ia juga berencana membentuk Inkubator Wirausaha Sosial PMII Jatim serta pendanaan kolektif berbasis crowdfunding dari kader dan alumni.

    “Inilah saatnya kita membangun ekonomi kader. Tak cukup hanya bicara kritik sosial, kita harus menciptakan solusi ekonomi yang membebaskan,” ujarnya.

    Menuju Gerakan Transformatif

    Sebagai kerangka paradigmatik, Maksudi ingin menempatkan PMII Jatim bukan sekadar organisasi kemahasiswaan, melainkan sebagai aktor perubahan sosial berbasis nilai-nilai Islam yang moderat, dinamis, adaptif, dan kolaboratif.

    “Equilibrium bukan berarti stagnasi. Ia adalah keseimbangan dinamis yang terus menyesuaikan diri dengan tantangan zaman. Di sinilah PMII Jatim bisa menjadi laboratorium peradaban,” pungkasnya.***

  • Respons Sigap Banjir Sumenep, MUI Jatim dan Baznas Kirim Ratusan Paket Makanan

    Respons Sigap Banjir Sumenep, MUI Jatim dan Baznas Kirim Ratusan Paket Makanan

    SUMENEP, (JARAK.co) – Ratusan warga di dua kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menerima bantuan makanan siap saji dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumenep.

    Bantuan ini diberikan sebagai respons cepat atas banjir yang merendam pemukiman warga sejak Selasa malam (13/5/2025), akibat hujan deras disertai jebolnya tanggul sungai Patean.

    Sejumlah warga mengaku sangat bersyukur atas bantuan tersebut. Sejak air bah masuk ke rumah mereka, aktivitas memasak praktis tidak bisa dilakukan.

    “Kami langsung bergerak bersama Baznas Sumenep untuk turun ke lokasi dan menyalurkan bantuan makanan bagi warga terdampak,” ujar Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana MUI Jatim, H. Dr. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH. Rabu (14/052025).

    Disisi lain, Ketua Baznas Sumenep, Ahmad Rahman mengatakan, setelah mendapatkan laporan ada ratusan warga membutuhkan suplai makanan langsung gerak cepat mengantarkan makanan nasi bungkus untuk meringankan beban warga yang kesulitan memasak.

    Sebab, rumah mereka tergenang banjir akibat hujan deras pada Selasa (13/5/2025) dan banjir semakin parah karena tanggul sungai patean ada yang jebol.

    “Alhamdulillah Baznas bisa menyalurkan bantuan secepatnya berupa nasi bungkus karena memang warga minta segera ada bantuan makanan karena tidak bisa memasak” kata Ahmad Rahman, Ketua Baznas.

    Berdasarkan pendataan oleh tim gerak cepat Baznas Sumenep, warga terdampak banjir ada dua Desa yaitu di Desa Patean Kecamatan Batuan sekitar 30 Kepala Keluarga atau 100 warga kemudian di Desa Nambakor sekitar 30 warg terdampak banjir.

    “ada sekitar 130 warga tersebar di Desa Patean dan Nambakor Kecamatan Saronggi kita berikan bantuan makanan nasi bungkus” tambahnya.

    Sementara Baznas Sumenep Bersama Bidang Penanggulangan Bencana MUI Jatim, masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait BPBD untuk terus mengupdate data jumlah warga yang terdampak banjir akibat hujan deras yang dan luapan sungai dari Kebonagung menuju Desa Muangan Saronggi.***

  • Maulana Ismail Wakili Madura di Timnas SEA Games 2025, Bupati Sumenep: Ini Sejarah!

    Maulana Ismail Wakili Madura di Timnas SEA Games 2025, Bupati Sumenep: Ini Sejarah!

    SUMENEP, (JARAK.co) – Maulana Ismail, atlet muda asal Kabupaten Sumenep, Madura, resmi masuk dalam skuad Tim Nasional Indonesia untuk SEA Games 2025 di Thailand.

    Ajang olahraga se-Asia Tenggara itu akan digelar pada 9–20 Desember mendatang, dan kehadiran Maulana menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Madura.

    Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyambut kabar ini dengan rasa bangga. Ia menyebut Maulana sebagai satu-satunya wakil dari Madura yang dipercaya memperkuat Timnas, sekaligus simbol keberhasilan anak daerah menembus kancah internasional.

    “Ini bukan hanya kebanggaan Sumenep, tapi juga seluruh Pulau Madura. Maulana Ismail mencatat sejarah sebagai satu-satunya wakil dari Madura yang dipercaya memperkuat Timnas Indonesia di SEA Games 2025,” kata Bupati Fauzi, Selasa 13 Mei 2025.

    Baca Juga: Maulana Ismail, Atlet Muda Sumenep Siap Harumkan Merah Putih di SEA Games 2025

    Menurutnya, Maulana bukan hanya kebanggaan keluarga dan daerah, melainkan juga simbol harapan generasi muda. Ia menilai pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa anak Sumenep mampu bersaing di level tertinggi dengan kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah.

    “Maulana telah memberikan suntikan semangat bagi pemuda dan pelajar Sumenep yang aktif di dunia olahraga. Ini akan menjadi mercusuar motivasi bagi generasi muda untuk terus bermimpi dan berjuang,” tambahnya.

    Bupati yang juga politisi PDI Perjuangan itu menyebut Maulana sebagai aset berharga Kabupaten Sumenep. Selain prestasi luar biasa, Maulana dikenal sebagai sosok rendah hati, santun, dan konsisten menjalani pembinaan sebagai atlet.

    “Dia adalah bukti nyata potensi lokal bisa bersinar di panggung internasional. Tugas pemerintah sekarang adalah membangun ekosistem yang mendukung lahirnya atlet-atlet hebat lainnya,” jelasnya.

    Bupati Fauzi juga mengajak masyarakat memberikan dukungan penuh, baik moral maupun spiritual, agar Maulana bisa tampil maksimal dan mengharumkan nama bangsa.

    Baca Juga: Pelatihan Jurnalistik PWRI Dapat Apresiasi Wakil Bupati Sumenep; Ini Terobosan Luar Biasa

    “Perjuangan Maulana adalah cerminan semangat kolektif seluruh rakyat Sumenep. Ini bukan hanya perjalanannya sendiri, tapi juga perjalanan kita semua,” tegasnya.

    SEA Games 2025 menjadi ajang pembuktian Maulana Ismail sebagai atlet Madura yang bersinar di Asia Tenggara.

    “Bawa semangat Sumenep ke lapangan. Tunjukkan bahwa anak Madura punya nyali dan kualitas,” pungkasnya.***

  • Maulana Ismail, Atlet Muda Sumenep Siap Harumkan Merah Putih di SEA Games 2025

    Maulana Ismail, Atlet Muda Sumenep Siap Harumkan Merah Putih di SEA Games 2025

    NASIONAL, (JARAK.co) – Prestasi membanggakan kembali datang dari dunia olahraga nasional. Maulana Ismail, atlet atletik muda asal Kabupaten Sumenep, Madura, resmi masuk dalam skuad Timnas Indonesia untuk ajang SEA Games 2025 yang akan digelar di Thailand, 9-20 Desember mendatang.

    Kepastian ini disampaikan langsung oleh Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumenep, Abdul Moedjib.

    Menurutnya, Maulana saat ini tengah menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) sebagai persiapan menuju ajang bergengsi tingkat Asia Tenggara tersebut.

    Baca Juga: Pemkab Sumenep Bangun Puskesmas Baru di Pulau Giliraja, Tingkatkan Layanan Kesehatan Kepulauan

    “Iya, Maulana Ismail, atlet kebanggaan Sumenep, masuk dalam daftar atlet Indonesia untuk SEA Games 2025 di Thailand,” ujar Moedjib, Senin 12 Mei 2025.

    Maulana dikenal sebagai sosok yang konsisten mencetak prestasi. Namanya mulai bersinar lewat ajang Porprov dan PON, di mana ia menyumbangkan medali untuk Jawa Timur. Ia juga pernah dipercaya tampil di dua kejuaraan internasional di Dubai dan Singapura, yang turut mengukuhkan reputasinya di kancah atletik.

    Baca Juga: Tak Hanya Bank Syariah, BPRS Bhakti Sumekar Hadir sebagai Mitra Sosial Masyarakat

    “Dari prestasi-prestasi itu, akhirnya dia terpilih masuk tim nasional. Memang Maulana ini punya semangat juang dan dedikasi tinggi,” lanjut Moedjib.

    Saat ini, Maulana tengah menjalani jeda singkat dari pelatnas untuk memperkuat Sumenep di salah satu kejuaraan daerah, sebelum kembali bergabung dalam latihan intensif menuju SEA Games.

    “Pelatnas sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu, hanya sempat libur sebentar. Kami semua bangga dan mendoakan yang terbaik untuk Maulana,” tutupnya.***

  • Achmad Fauzi Wongsojudo Terima SK Pengurus MUI Jatim, Siap Berkhidmat di Tengah Kesibukan

    Achmad Fauzi Wongsojudo Terima SK Pengurus MUI Jatim, Siap Berkhidmat di Tengah Kesibukan

    SURABAYA, (JARAK.co) – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Republik Indonesia secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pengurus Antar Waktu kepada Achmad Fauzi Wongsojudo sebagai Wakil Ketua Komisi Penanggulangan Bencana Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur.

    SK dengan nomor Kep-05/DP-P/V/2025 tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Kantor MUI Jawa Timur, Jl. Raya Wisma Pagesangan No. 204, Surabaya, pada Sabtu (10/5/2025).

    Achmad Fauzi Wongsojudo, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Sumenep, resmi masuk dalam jajaran kepengurusan MUI Jatim untuk masa khidmat 2020–2025.

    Baca Juga: Fakta Baru, Bupati Sumenep Gunakan Mobil Dinas Lama Selama Menjabat

    Dalam sambutannya, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan apresiasi atas kesediaan Bupati Fauzi bergabung sebagai pengurus, meski di tengah padatnya agenda sebagai kepala daerah.

    “Luar biasa, di tengah kesibukan masih berkenan menjadi pengurus. Tapi kalau nantinya semakin sibuk, jangan berhenti berkhidmat,” ujar Ketua Umum MUI Jatim dalam suasana akrab.

    Menanggapi hal tersebut, Bupati Fauzi menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya dapat dipercaya menjadi bagian dari MUI Jatim.

    Ia menegaskan komitmennya untuk memberikan kontribusi nyata dalam tugas-tugas keumatan.

    Baca Juga: Madura Ethnic Carnival 2025 Resmi Diluncurkan, Usung Tema “Topeng” Sebagai Simbol Budaya

    “Ini sebuah kehormatan bagi saya. Semoga menjadi awal yang baik untuk berkhidmat bersama para ulama di MUI Jawa Timur,” ungkapnya.

    Ia juga menekankan dukungannya terhadap program unggulan Komisi Penanggulangan Bencana, yaitu Gerakan Ulama Peduli Bencana.

    Menurutnya, program ini sangat strategis dan patut mendapat perhatian serius dari semua pihak.

    “Semoga ini menjadi pintu bagi saya untuk lebih dekat dengan para ulama se-Jawa Timur,” pungkasnya.***

     

  • Tak Hanya Bank Syariah, BPRS Bhakti Sumekar Hadir sebagai Mitra Sosial Masyarakat

    Tak Hanya Bank Syariah, BPRS Bhakti Sumekar Hadir sebagai Mitra Sosial Masyarakat

    SUMENEP, (JARAK.co) – Insiden ledakan tabung gas balon ini meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar. Tragedi yang merenggut nyawa remaja dan meluluhlantakkan satu keluarga ini menggugah banyak pihak untuk turut peduli.

    Melalui aksi nyata seperti ini, BPRS Bhakti Sumekar menegaskan jati dirinya sebagai institusi yang tak hanya mengedepankan layanan keuangan syariah, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial.

    Tak hanya rumah yang ludes terbakar, peristiwa itu juga merenggut nyawa salah satu anak Slamet, Tirta Sari Dewi (15), serta menyebabkan luka-luka pada tiga anggota keluarga lainnya.

    Baca Juga: Cara JMSI Sumenep Berbagi Berkah di Bulan Ramadan

    “Kami turut berduka atas musibah yang dialami keluarga Pak Slamet. Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban mereka dalam menjalani masa-masa sulit,” ujar Hairil Fajar saat menyerahkan bantuan pada Rabu (7/5/2025).

    Kehadiran BPRS Bhakti Sumekar di tengah masyarakat bukan sekadar penyedia layanan perbankan syariah, tetapi juga mitra sosial yang hadir dalam setiap duka masyarakat.

    Baca Juga: Wabup Sumenep Dorong RSUD Moh Anwar Miliki Alat Terapi Oxygen

    Komitmen inilah yang terus dijaga oleh BPRS Bhakti Sumekar dalam menjawab kebutuhan bukan hanya finansial, tetapi juga empati dan solidaritas warga Sumenep.

    “BPRS Bhakti Sumekar berdiri bukan hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tapi juga untuk hadir di saat masyarakat membutuhkan dukungan moral dan materi, seperti dalam musibah ini,” tegas Hairil.

    Insiden ledakan tabung gas balon ini menjadi duka mendalam bagi warga sekitar. Dengan langkah nyata seperti ini, BPRS Bhakti Sumekar menegaskan posisinya sebagai institusi yang tak hanya mementingkan bisnis, namun juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.***

  • Filosofi di Balik Papan Permainan: Hidup, Ular, dan Tangga

    Filosofi di Balik Papan Permainan: Hidup, Ular, dan Tangga

    NASIONAL, (JARAK.co) – Dalam kesederhanaan permainan anak-anak, sering tersembunyi kebijaksanaan mendalam tentang kehidupan. Salah satu contohnya adalah permainan klasik ular tangga, yang ternyata menyimpan filosofi kuat tentang bagaimana manusia seharusnya menyikapi perjalanan hidup dengan semangat, ketabahan, dan keyakinan.

    Ular tangga bukan sekadar permainan keberuntungan. Ia adalah cerminan kehidupan nyata. Setiap pemain memulai dari kotak pertama, bermimpi mencapai kotak terakhir di puncak.

    Sepanjang jalan, ada tangga yang mengangkat secara tak terduga, dan ular yang menjatuhkan tiba-tiba. Ini seperti momen-momen kehidupan, ada keberhasilan yang mendadak, tapi juga kegagalan yang menyakitkan.

    Namun, filosofi utamanya sederhana namun dalam, jatuh bukan berarti selesai.

    Baca Juga: Makna Filosofis Ketupat dalam Budaya Jawa, Lebih dari Sekadar Hidangan Lebaran

    Dalam permainan ular tangga, tak ada pemain yang langsung menyerah saat terperosok ke bawah. Mereka tertawa, menarik napas, dan melempar dadu lagi. Ini pelajaran yang penting selama kita masih mau melangkah, harapan selalu ada.

    Menurut pengamat budaya populer dan psikolog perkembangan, Dr. Rahmat Yusran, filosofi ini dapat dijadikan pegangan bagi siapa pun yang sedang merasa terpuruk.

    “Kehidupan itu tidak linier. Kadang kita merasa sudah di puncak, tiba-tiba jatuh. Tapi itu bukan akhir, itu bagian dari permainan. Yang penting bukan posisi kita sekarang, tapi kemauan untuk terus melanjutkan permainan hidup,” ujarnya. (06/5).

    Permainan ini juga mengajarkan bahwa keberuntungan dan kesialan bisa datang bergantian, dan tidak selamanya ditentukan oleh usaha semata.

    Baca Juga: Filosofi Durian: Pelajaran Hidup dari Raja Buah

    Namun bukan berarti usaha tak penting. Justru, ketekunan dalam melempar ‘dadu kehidupan’ itulah yang mengajarkan daya juang dan penerimaan.

    Di tengah dunia yang penuh tekanan dan ekspektasi, permainan ular tangga bisa menjadi pengingat sederhana yakni kadang kita naik, kadang kita jatuh, tapi yang terpenting adalah terus bergerak.

    “Karena hidup bukan soal siapa yang paling cepat sampai garis akhir, tapi siapa yang paling tekun bertahan di tengah naik-turunnya perjalanan.” tutupnya.***

  • Desa Lobuk Jadi Pelopor Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Kecamatan Bluto

    Desa Lobuk Jadi Pelopor Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Kecamatan Bluto

    SUMENEP, (JARAK.co) – Pemerintah Desa (Pemdes) Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) terkait pendirian Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, Senin 5 Mei 2025.

    Kegiatan ini berlangsung di pendopo balai desa setempat dan menjadi tonggak awal pelaksanaan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2025 di Kecamatan Bluto.

    Musdesus yang dipimpin oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ini dihadiri sekitar 50 orang peserta.

    Mereka terdiri dari perangkat desa, anggota BPD, TP PKK, LPMD, pengurus Bumdes, kader posyandu, Pokdarwis, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, serta elemen masyarakat lainnya.

    Baca Juga: Wabup Sumenep Dorong RSUD Moh Anwar Miliki Alat Terapi Oxygen

    Hadir pula jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Bluto, yakni Camat, Kapolsek, dan Danramil, serta perwakilan dari Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.

    Dalam sambutannya, Camat Bluto, Bambang Karyanto, menyampaikan bahwa Desa Lobuk ditunjuk sebagai desa pertama dari 20 desa di Kecamatan Bluto yang membentuk Koperasi Desa Merah Putih.

    Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan koperasi desa di seluruh Indonesia.

    “Desa Lobuk menjadi pionir karena dinilai paling siap dibanding desa lainnya. Ini bukti bahwa Pemdes Lobuk mampu mengimplementasikan amanah pemerintah pusat secara cepat dan tepat,” ujar Bambang.

    Ia juga menepis isu yang berkembang di masyarakat mengenai besaran gaji pengurus Kopdes Merah Putih yang disebut mencapai Rp 5 hingga 8 juta.

    Baca Juga: Pemkab Sumenep Bangun Puskesmas Baru di Pulau Giliraja, Tingkatkan Layanan Kesehatan Kepulauan

    Menurutnya, pengurus koperasi tidak menerima gaji tetap, melainkan akan memperoleh pendapatan berdasarkan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi.

    “Informasi yang menyesatkan ini perlu kita luruskan bersama. Mari kita fokus pada substansi tujuan koperasi, bukan isu yang menyesatkan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Bambang berharap koperasi ini menjadi motor penggerak perekonomian desa, khususnya bagi pelaku UMKM, nelayan, petani, dan peternak lokal.

    Sementara itu, Kepala Desa Lobuk, Moh. Saleh, menegaskan bahwa pendirian Kopdes Merah Putih tidak bertujuan menyaingi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) atau unit usaha lainnya yang telah berjalan.

    “Koperasi ini hadir sebagai wadah untuk menginventarisasi potensi ekonomi desa dan menjawab kebutuhan vital masyarakat. Ini bukan milik kepala desa, tetapi milik seluruh anggota,” jelas Saleh.

    Baca Juga: Langkah Nyata Pemkab Sumenep: Giliraja Terang 12 Jam

    Ia juga menekankan bahwa Kepala Desa hanya berperan sebagai pengawas atau ex-officio, sedangkan koperasi dikelola sepenuhnya oleh dan untuk anggota.

    Kades yang dikenal dengan segudang prestasi ini berharap masyarakat Lobuk dapat memahami dan mendukung keberadaan koperasi sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong.

    Sebagai informasi, Musdesus tersebut menyepakati struktur kepengurusan Kopdes Merah Putih Desa Lobuk yang terdiri dari tujuh orang, dengan Turmudzi Bahri terpilih sebagai ketua dan jumlah anggota awal lebih dari 20 orang.***

  • Wabup Sumenep Dorong RSUD Moh Anwar Miliki Alat Terapi Oxygen

    Wabup Sumenep Dorong RSUD Moh Anwar Miliki Alat Terapi Oxygen

    SUMENEP, (JARAK.co) – Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim menilai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar perlu memiliki fasilitas terapi hiperbarik atau Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT).

    Pernyataan tersebut disampaikan Wabup Kiai Imam usai mencoba langsung terapi hiperbarik milik Lembaga Kesehatan Kelautan TNI Angkatan Laut (Lakesla), di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep. Jumat (2 Mei 2025).

    Baca Juga: RSUD Moh. Anwar Sumenep Ditetapkan sebagai Kawasan Bebas Asap Rokok

    “Ini sangat bagus. Setelah saya mencoba sendiri, alhamdulillah terasa manfaatnya. Tentu nanti kita dorong secara bertahap sesuai kemampuan RSUD Moh Anwar,” ujarnya.

    Selain Wabup, sejumlah pejabat Pemkab Sumenep dan perwakilan Kodim Sumenep juga turut menjajal terapi hiperbarik tersebut dalam sesi uji coba selama 30 menit di ambulans hiperbarik.

    Terapi hiperbarik dikenal efektif tidak hanya bagi penyelam yang mengalami decompression sickness, namun juga bermanfaat untuk mengatasi sejumlah penyakit seperti diabetes, stroke, luka kronis, dan gangguan oksigenasi lainnya.

    Direktur RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep, dr. Erliyati menegaskan bahwa kebutuhan akan terapi hiperbarik di Sumenep sangat mendesak. Mengingat Sumenep merupakan daerah kepulauan dengan banyak nelayan dan penyelam tradisional.

    “Terapi oksigen hiperbarik sangat diperlukan. Selain membantu penyelam, terapi ini juga bisa mengobati berbagai penyakit yang berkaitan dengan kekurangan oksigen di jaringan tubuh,” jelasnya.

    Menurutnya, saat ini alat yang digunakan oleh Lakesla hanya berupa ambulans hiperbarik portabel. Jika Pemkab Sumenep ingin memiliki fasilitas permanen, maka diperlukan anggaran sekitar Rp5 miliar.

    Baca Juga: Pemkab Sumenep Bangun Puskesmas Baru di Pulau Giliraja, Tingkatkan Layanan Kesehatan Kepulauan

    Dengan potensi daerah kepulauan dan jumlah pasien yang bisa ditangani, dokter Erli berharap Pemkab bisa merealisasikan pengadaan alat ini dalam waktu dekat.

    “Kita berharap ada atensi khusus karena ini akan menjadi layanan penting untuk masyarakat Sumenep,” pungkasnya. ***